Puisi memang tidak termasuk ke dalam
pengajaran ilmu budaya. Akan tetapi, terdapat suatu hubungan antara puisi
dengan ilmu budaya. Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya tidak
akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya
yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai
dengan tema – tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam Ilmu Budaya.
Puisi
adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia,alam dan
Tuhan melalui media bahasa artistik/estetik yang padu dan utuh dipadatkan
kata-katanya. Hal yang menjadikan puisi itu istimewa adalah bagaimana cara
penulis menyampaikan ungkapan jiwanya dengan menggunakan berbagai kata
konotasi, kata ambigu, majas, kata-kata yang mencerminkan suasana, pengulangan
kata, dan lain-lain. Puisi disajikan dalam bentuk yang unik dan menarik untuk
dibaca. Hanya saja, puisi tidak dapat dipahami dengan mudah apa yang dimaksud
atau apa yang terkandung di dalamnya.
Puisi
dapat menggambarkan apa saja yang ingin disampaikan oleh penulis. Ada puisi
yang menggambarkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar, ada puisi yang
menggambarkan suasana hati dari sang penulis, ada puisi yang menggabarkan
pengalaman, kisah pribadi dari sang penulis, ada puisi yang menggambarkan
cerita hidup seseorang, dan masih banyak lagi.
Alasan
mengapa banyak orang yang tertarik untuk membuat puisi antara lain karena puisi
merupakan tulisan yang menarik dan menantang. Puisi juga merupakan sarana untuk
menceritakan suatu kisah dengan indah tanpa tidak banyak orang yang tahu apa
isinya, tetapi tidak memperkecil niat pembaca untuk terus membaca puisi. Puisi
juga merupakan cara untuk menceritakan suatu kisah dengan memadatkan isi cerita
dalam beberapa baris, tetapi tidak mengurangi klimaks dari cerita tersebut.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
1.
Figura bahasa
(figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,
alegori, dsb. Sehingga puisi menjadi
segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan
gambaran angan.
2.
Kata-kata ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata berjiwa
yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan
dan pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
4.
Kata-kata yang
konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa
dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan, yang
berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga
lebih menggugah hati.
6.
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna
maknanya itu, puisi berisi
potret kehidupan manusia. Puisi
menyuguhkan kepada kita suasana-suasana dan
peristiwa-peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitan
kehidupannya dengan
alam dan Tuhan. Ia merupakan hasil
penghayatan dan pengalaman penyair terhadap
kehidupan
manusia, terhadap alam dan Tuhan yang dieskpresikannya melalui bahasa
yang artistik.
Adapun alasan-alasan yang mendasari
penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
2.
Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual. Dengan membaca puisi manusia diajak
untuk menjenguk hati dan pikiran manusia,
baik orang lain maupun diri sendiri.
3.
Puisi dan keinsyafan sosial. Puisi memberitahukan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isu
dan problem sosial
Secara imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar
manusia sosial berupa:
a. Penderitaan atas ketidakadilan.
b. Perjuangan untuk kekuasaan.
c. Konflik dengan sesamanya.
d. Pemberontakan kepada hukum Tuhan.
Puisi sarat akan nilai etika, estetika dan
kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi adalah Cinta Kasih
yang didalamnya terdapat kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.
Puisi adalah
ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan Tuhan
melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata – katanya.
Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa
2. Kata – kata yang bermakna ganda.
3. Kata – kata berjiwa.
3. Kata – kata berjiwa.
4. Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai, rasa,
dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah sbb :
1. Hubungan puisi deengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.
Alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah sbb :
1. Hubungan puisi deengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.
Contoh Puisi :
KATAMU
Katanya,
Kau titipkan kecupan pada awan, itu sebabnya kini aku
berhujan-hujan.
Katanya,
Kau titipkan amarah pada gemuruh dan petir, itu sebabnya aku sembunyi dalam
pelukku sendiri
Katanya,
kau titipkan
cerita pada angin, itulah makanya kupejam mata, kuselip rambut dibalik telinga. Kudengaran perlahan
Katanya,
Kau akan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar