Jumat, 17 Oktober 2014

ILMU BUDAYA YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI




           
Puisi memang tidak termasuk ke dalam pengajaran ilmu budaya. Akan tetapi, terdapat suatu hubungan antara puisi dengan ilmu budaya. Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema – tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam Ilmu Budaya.
            Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia,alam dan Tuhan melalui media bahasa artistik/estetik yang padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Hal yang menjadikan puisi itu istimewa adalah bagaimana cara penulis menyampaikan ungkapan jiwanya dengan menggunakan berbagai kata konotasi, kata ambigu, majas, kata-kata yang mencerminkan suasana, pengulangan kata, dan lain-lain. Puisi disajikan dalam bentuk yang unik dan menarik untuk dibaca. Hanya saja, puisi tidak dapat dipahami dengan mudah apa yang dimaksud atau apa yang terkandung di dalamnya.
            Puisi dapat menggambarkan apa saja yang ingin disampaikan oleh penulis. Ada puisi yang menggambarkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar, ada puisi yang menggambarkan suasana hati dari sang penulis, ada puisi yang menggabarkan pengalaman, kisah pribadi dari sang penulis, ada puisi yang menggambarkan cerita hidup seseorang, dan masih banyak lagi.
            Alasan mengapa banyak orang yang tertarik untuk membuat puisi antara lain karena puisi merupakan tulisan yang menarik dan menantang. Puisi juga merupakan sarana untuk menceritakan suatu kisah dengan indah tanpa tidak banyak orang yang tahu apa isinya, tetapi tidak memperkecil niat pembaca untuk terus membaca puisi. Puisi juga merupakan cara untuk menceritakan suatu kisah dengan memadatkan isi cerita dalam beberapa baris, tetapi tidak mengurangi klimaks dari cerita tersebut.
            Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
1.      Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,
         alegori, dsb. Sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan    
         gambaran angan.
2.      Kata-kata ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.      Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan
         dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa
         dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.      Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga
         lebih menggugah hati.
6.      Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi   
         potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada kita suasana-suasana dan
         peristiwa-peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan
         alam dan Tuhan. Ia merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap
         kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang dieskpresikannya melalui bahasa
         yang artistik.

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
1.          Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
2.          Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual. Dengan membaca puisi manusia diajak
untuk menjenguk hati dan pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3.          Puisi dan keinsyafan sosial. Puisi memberitahukan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isu dan problem sosial

Secara imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa:
a.       Penderitaan atas ketidakadilan.
b.      Perjuangan untuk kekuasaan.
c.       Konflik dengan sesamanya.
d.      Pemberontakan kepada hukum Tuhan.

Puisi sarat akan nilai etika, estetika dan kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi adalah Cinta Kasih yang didalamnya terdapat kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.

Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa 
2. Kata – kata yang bermakna ganda.
3. Kata – kata berjiwa.
4. Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai, rasa, dan asosiasi-asosiasi tertentu.

Alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah sbb :
 1. Hubungan puisi deengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.

Contoh Puisi :
KATAMU

Katanya,
Kau titipkan kecupan pada awan, itu sebabnya kini aku berhujan-hujan.
Katanya,
 Kau titipkan amarah pada gemuruh dan petir, itu sebabnya aku sembunyi dalam pelukku sendiri
Katanya,
 kau titipkan cerita pada angin, itulah makanya kupejam mata, kuselip rambut dibalik telinga. Kudengaran perlahan
Katanya,
 Kau akan datang
itulah mengapa aku betah bertahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar